Rabu, 16 September 2015

Missing Ingredient

This photo should be submit at #52weeksfoodphotographyproject that found by the famous food photographer Sefa Firdaus. I didn't submit it because there is one missing ingredient. Can you guess what's the missing thing?

Selasa, 05 Maret 2013

"Raising Responsible Kids" with ibu Allisa Wahid

Sabtu, 2 Maret 2013 kemaren diajak boss ikut seminar "Raising Responsible Kids" yang diadakan oleh Fastrack Funschool. Acara ini adalah salah satu dari rangkaian Parenting Class yang diadakan oleh Fastrack.
Seneng loh bisa kembali belajar setelah penat dengan rutinitas kerja yang...hmm...agak membosankan. Aku seneng bisa menimba ilmu, biar otaknya gak tumpul :) apalagi pembicaranya  mbak Allisa Wahid seorang psikolog anak mendiang Gus Dur, kebetulan aku follow dia juga di twitter, kultwit nya sangat menyenangkan di ikuti.  
Jadi tema seminar kita ini adalah "Raising Responsible Kids", ternyata ya jadi orang tua itu tidak mudah sodara, karena bagaimana karakter anak terbentuk itu tergantung banget bangaimana kita orang tua mendidik mereka, kalau aku boleh bilang : "anak itu cerminan orang tua".

Beginilah kira-kira rangkuman seminar tersebut;
Responsible berasal dari kata Respon dan Ability. Dapat diartikan dalam bahasa Indonesia : kemampuan untuk merespon. Respon tidak sama dengan Reaktif. Reaktif adalah respon yang tergantung perasaan (tidak konsisten).
Nah bagaimana melatih respon kita sehingga bukan sekedar reaktif? Ibu AH mengambil teori Victor E Frankl yaitu “Between stimulus and response there is a space.  In that space is our power to choose our response.  In our response lies our growth and our freedom.”  yang kira-kira terjemahan bebasnya adalah " Diantara stimulus (perilaku) dan respon ada jeda waktu. Dalam jeda waktu itulah terdapat power untuk kita memilih respon kita. Dalam respon kita tersebut terletak kedewasaan dan kebebasan kita.
Bingung ya? Jadi intinya, sebelum kita merespon suatu perilaku, sesungguhnya ada jeda waktu untuk kita bebas memilih reaksi kita terhadap perilaku tsb, nah respon apa yang akan kita pilih itu tergantung kedewasaan dan kebebasan kita.
Tugas kita sebagai orang tua adalah mengasah, mengajari bahkan memberi contoh anak bagaimana mengelola "jeda" waktu tersebut sehingga anak mempunyai kemampuan merespon (responability/responsible) bukan cuma menjadi anak yang reaktif.
Ada 4 cara dalam melatih, mengasah atau mengajarkan pada anak mengelola "jeda" tersebut.
1. Self Awareness (sadar diri).
Adalah kemampuan memahami kelebihan dan kekurangan diri. Self awareness memungkinkan kita untuk memahami orang lain, mengontrol emosi dan perilaku.
2. Conscience  (Hati Nurani)
Adalah kepekaan memahami benar salah. Hal ini terkait dengan sistem "nilai" yang diajarkan orang tua kepada anak.
3. Imagination
Adalah kemampuan membayangkan kondisi masa depan terlepas dari pengalaman masa lalu. Mungkin agak susah ya kalau gak di sertai contoh, jadi bisa dilihat di youtube tentang penelitian marshmallow. Disitu lah imajinasi akan menentukan respon. Anak yang dengan baik membayangkan jika dia menunggu dia akan mendapat 2 marshmallow, bukan hanya 1! Contoh lain adalah teori Suzy Welch : 10 10 10. Disaat kita akan mengambil keputusan, kita menggunakan teori ini sebagai pertimbangan, apa yang akan terjadi 10 menit kemudian, 10 bulan kemudian dan 10 tahun kemudian.
4. Independent Will (Kehendak Bebas)
Kehendak untuk bertindak sesuai dengan pertimbangan pribadinya, tidak terpengaruh faktor luar.

Escape Gateway to Django Unchained

Kemaren, akhirnya aku nonton sendiri Django Unchained. Mula-mula agak ragu-ragu sebelum memutuskan nonton sendiri, kok kesannya kayak "pathetic person". Tapi setelah sms an sama S, ternyata dia sering kok nonton sendirian. Jujur ini kali pertama aku nonton sendiri, biasanya sih bareng temen atau paling sering bareng mantan pacar :D. Ternyata seru juga nonton sendiri, walaupun pas nonton film nya om Quentin Tarantino ini aku banyak misuh-misuh sendirian. Eh ternyata disebelahku seorang cewek juga nonton sendirian, dalam hati bilang " jomblo ya??" abis itu ngomong ma diri sendiri "emang situ enggak?" huaaa....
Jadi, aku dan suami adalah penggemar film Quentin Tarantino, pertama siy nonton filmnya ya Kill Bill lah..#mainstream :p Nonton Kill Bill tu ya...bukannya takut yang serem kayak nonton film kuntilanak atau sadako, tapi lebih ke mencekam. Abis itu nonton Inglourious Basterds..bueehh..itu film ya...asli absurb banget, plot nya loncat sana-sini kayak Pulp Fiction. Film-film om QT ini emang TOP, aku sukaaaa!!!!
Overall Django Unchained ini film yang penuh kekerasan, seperti film-film pendahulunya. Banyak adegan membunuh dan menembak. Bloody Hell!!! Tapi castingnya bagus, pemainnya oke semua. Kerenn lah.
Herannya, waktu nonton ini ada lho penonton yang ngajakin anaknya! Hedeh...bisa-bisanya ya.
Abis nonton mampir ke Toga Mas, pengen beli novel, tapi gak nemu yang sreg, akhirnya beli pernak-pernik aja buat oleh-oleh krucil.
That was my escape gateway, defenitely i will do it again.
Jadi pengen nulis review fiilm nya QT niy..

Kamis, 29 November 2012

Purple Carrot

Pagi ini di bikin penasaran sama "purple carrot" alias wortel ungu. cantik banget penampilannya loh..


pic taken from here

Ternyata, wortel itu originally warnanya ungu!! Selain warna ungu, ada juga warna putih dan merah. tapi rasanya kurang manis dan tekturnya keras, jadi kurang enak kali ya.
Maka para ilmuwan jaman dulu mulai bereksperimen dengan mengawin-silangkan mereka, biar rasanya lebih manis dan empuk. Pada abad ke 17 di Belanda mulai dikembangkan wortel orange ini. menurut cerita siy, ini untuk menghormati William of Orange, siapakah dia? Coba tengok disini. Ada juga cerita yang mengatakan bahwa wortel orange ini di kembangkan agar matching sama "the national color of netherlands" hmm..masuk akal juga siy, karena ternyata William of Orange ini adalah founder of the House Orange-Nassau and the Netherlands as a state. Ya mungkin juga warna orange khas negara belanda ini karena si william ini ya hehe..
Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa di Indonesia jarang sekali ditemukan purple carrot. Secara ni ya..Indonesia kan dijajah belanda 350 tahun lamanya..jadi mungkin  si purple carrot ini emang gak pernah dikenalkan di Indonesia.
Hmm..sedemikian besarnya ya..pengaruh politik sehingga sayuran pun kena imbasnya hehehe..

bye for now

Selasa, 27 November 2012

Having (Another) Children


 Copy dari Note FB 2 tahun yang lalu.


Pernikahan dilangsungkan salah satu tujuan nya adalah untuk mendapatkan keturunan, seperti diperintahkan Tuhan kepada nabi Adam : “perbanyaklah keturunanmu seperti bintang dilangit dan pasir di laut”. Begitu juga tujuan pernikahanku, tanpa mau menunda (karena umur juga sudah mendekati 30 hehehe) , setelah menikah kamipun berusaha dan berdoa. Alhamdulilah Allah mempercayakan kepada kami untuk merawat dua malaikat kecil sekaligus. Hari-hari kamipun diwarnai dengan tawa, tangisan, rengekan dan celoteh-celoteh lucu putri kembar kami.
Setelah berjalan satu-dua tahun, kerepotan pun berkurang. Kembali kami memikirkan having more children. Tapi sampai si kembar berumur 4 tahun pun, kami belum mempunyai keputusan.
Bagi ku, membesarkan anak tidak cukup hanya berbekal materi. Mental pun harus dipersiapkan, dan mental adalah hal yang sangat vital menurutku, karena itu yang akan membentuk karakter anak.
Aku sangat kagum dengan orang-orang yang mampu membesarkan anak-anak dengan sangat baik. Bahkan tetanggaku ada yang mempunyai 9 orang anak yang semuanya sarjana dan 4 diantaranya dokter...wow!

Kalau dulu orang jawa bilang “banyak anak banyak rejeki”  tapi mungkin tidak untuk jaman ini, banyak anak berarti banyak biaya, buatku. Memang jaman telah berubah. Sekarang, orang banyak anak menandakan dua kemungkinan, pertama mereka adalah orang mampu secara ekonomi  (mengingat banyaknya mulut yang harus disuapi dan semakin tingginya biaya hidup), kedua mereka justru orang yang sangat sangat miskin dan kurang pengetahuan (mungkin saya terlalu banyak melihat keluarga-keluarga miskin yang justru mempunyai banyak anak).
Jadi, keputusan untuk menambah atau tidak menambah anak belum saya putuskan, karena saya “belum” dalam kategori pertama dan juga tidak (semoga  jangan sampai) dalam kategori kedua.



~ after 2 years..kami belum juga memutuskan untuk having another children :D belum yaaa...*catet

Selasa, 25 September 2012

Kost Dimana?

Itu adalah pertanyaan ibu penjual lotek samping kantor. Sudah 2 tahun di kantor ini tapi jarang ngobrol sama ibu itu. Hmm..rada aneh juga siy pertanyaannya. Aku bilang aku tinggal dirumah sendiri di bantul. Trus dia bilang , "jadi tinggal sama ortu ya?" Kemudia aku jelasin klo aku sudah berkeluarga dengan 2 anak kembarku. Si ibu melongo..."Loh...kiraiin masih gadis...beneran loh mbak.." Hehe...

Cerita si ibu ini salah satu dari cerita tentang bagaimana orang suka salah menilai penampilan saya. Tiga tahun lalu saat saya masih baru di kantor yang sekarang ini, sambil nunggu jemputan saya ngobrol dengan pak satpam. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, tibalah pertanyaan ini. "umurmu berapa mbak?" Sebenernya aku paling risih kalau ditanyain umur..yalah..sudah gak muda lagi hahahha...tapi karena yang nanya satpam, klo gak dijawab besok gak boleh masuk kantor hahahah...
lalu aku jawab 'aku dah kepala 3 ..33 tepatnya" Si satpam melongo..gak percaya..dia bilang aku bohong..Halloooowww?? Ngapain juga boong...situ kali suka boong ngaku masih 17th :p.
Karena gak percaya, dia nanya apa boleh liat KTPku hahahah....aku kasih aja KTPku..baru dia manggut-manggut. Dia bilang kirain umurku 25-27 gitu..hahaha...makasih..:D

Cerita aneh lagi adalah 2 th yang lalu waktu aku ikut nge-gym di Ade Rai Jogja. Buat member baru, ada Trainer yang ngebantu kita untuk mencoba alat-alat dan menjelaskan kegunaan alat-alat tsb. pertama siy dia selalu bilang "kamu..kamu" ke saya. Dia bilang " Kurangi makan nasi ya..perut kamu tu..buncit" sayapun nyengir sahaja. Setelah selesai latian dia bilang "kamu mau ukur lemak gak?" Saya bilang ya. Kemudian dia tanya "umur kamu berapa?" "34" jawabku. Si PT melongo "masak???" katanya "udah merit?" "udah" jawabku singkat.. Dia gak pake kamu-kamu lagi :p "Anaknya udah berapa mbak?"  "Dua" jawabku lagi. "Dua??" dia melotot hahahaha...mampus lo..ngata-ngatain perutku buncit..ya embeerrrr...anak udah 2 gini loh...hahahah..
Abis itu dia panggil aku" mbak...mbak.." bhihihii...

In teh middle of 30, i feel so old sometimes. Worrying  abaot the wrinkle about my eyes. Jerawat yang masih seneng nongol juga di usia ini..gemesss. But i tell you...every ages have the own beauty. You'll be beauty on 30, 40,50 even 60 if you feel happy inside. Huuurraaayyy...

Bye for now...:D

Kamis, 06 September 2012

Ketua Blok

Berikut ini adalah kronologis kenapa saya disebut "ibu ketua" di postingan ini.

Setelah beberapa minggu pindah kerumah (sekitar akhir April), dari gosip bapak2 (maklum si estri sibuk berat jadi gak sempet bergosip dong, lebih milih nonton serial TV kesukaan di chanel fav.) ternyata oh ternyata di perumahan nan terpencil di negri antah berantah ini, terjadilah semacam sengketa kekuasaan yang menimbulkan dua kubu yang perang dingin...*halah. Short story, pengurus blok ini oleh sebagian warga dianggap tidak mampu dan tidak bisa mengayomi warga. Dan kebetulan ketua pengurusnya akan pindah rumah, jadi dia mengundurkan diri. Pada suatu pertemuan warga, disepakati bahwa akan diadakan pemilihan ulang pengurus. Si suami ditunjuk sebagai ketua panitia pemilihan. Begitu si suami bercerita ke estri, kontan sahaja si estri sewot..hedeh..cari apa siy sayang??? Kan namanya warga baru yak..ntar salah-salah lagi. Si suami dong..menjelaskan bahwasannya dese mau karena nanti akan dibuat peraturan bahwa panitia pemilihan tidak boleh dipilih menjadi ketua atas pertimbangan etika, begono. Ya wia lah klo begono sayang..laksanakan.

Dan hari pemilihan pun tlah tiba. Dimalam yang dingin si suami pulang dari rapat warga, si estripun terhuyung-huyung membukakan pintu karena ngantuk. Kemudian "aku di pilih jadi ketua nda" WHATTTTT??? Langsung aja niy ngantuk hilang..sewwwoooottt! KOK BISA? Bagaimana dengan peraturan bahwa panitia pemilihan tidak boleh dipilih menjadi ketua?? Ternyata ditentang dengan suara 100% oleh warga :( yakk bagoosss. Dan here he go...KETUA BLOK XII Perum Bumi Gowosari.

Cerita belum selesai..paginya waktu si estri menyapu halaman yang maha luas seuprit, tetangga lewat dan menyapa "selamat pagi bu ketua..." hedeehhh....apa-apaan enehhh..:) Waktu pertemuan ibu-ibu Dasawisma, baru kemudian di kasih tau bahwa estri ketua blok otomatis menjadi ketua PKK ibu-ibu Blok *topokjidat

Yah begitulah....kita berdua yang masih sangat muda *ehmmm dalam menjalani kehidupan rumah tangga, tiba-tiba menjadi "sesuatu" in our neighborhood. Biar kata kami sudah menjalani rumah tangga lebih dari 6 tahun, tapi kami benar-benar merasakan mandiri berumah tangga ya baru 5 bulan terakhir ini. Karena 5 tahun ikut ortu kami gak pernah terlibat dalam organisasi kampung. Arisan? No! Paling si suamih aja yang rajin rondha.

Lika-liku menjadi estri ketua blok *ciss..adalah..selalu siap kopi dan teh dalam jumlah yang lebih dirumah. Kenapa? Rumah selalu menjadi tempat persingahan, tempat curhat, tempat ngerumpi (bapak-bapak), tempat mabok warga yang sangat mencintai ketuanya (hooeekk), dan si suamih ini rajin dan dengan senang hati ngajakin mereka ngopi...#nangis liat daftar belanja kopi dan gula. Bukan itu saja, saking seringnya (bisa dibilang tiap malem) banyak warga yang nongkring di teras rumah, si estri pun sering merasa kesepian, lalu tidur dalam keadaan dongkol..hahahah...

ya begitulah kisah ketua blok XII perum bumi Guwosari periode 2012-2013.

Bye for now..